Riset: Remaja Adalah Pengemudi yang Buruk


Jakarta -Jumlah kematian di kalangan remaja akibat mengemudi kendaraan bermotor memang masih rendah. Namun, penelitian baru yang dilakukan olehLiberty Mutual Insurance and Students Against Destructive Decisionsmenyimpulkan, pengemudi berusia muda masih harus banyak belajar.

Seperti diberitakan Autoblog, Jumat (4/12/2015), pengemudi muda sering terlibat dalam beberapa kebiasaan buruk yang serius di jalan. Parahnya, masih ada orangtua mereka yang tidak tahu ada masalah pada anaknya.

Peneliti mengadakan survey terhadap 1.622 anak muda yang masih setingkat SMA di Amerika Serikat. Setidaknya 89 persen dari responden menganggap bahwa mereka adalah pengemudi yang aman.

Di antara kelompok ini, 71 persen mengakui ngebut saat mengemudi. Masalah ini akan lebih buruk jika mereka merasa lebih percaya.

Penelitian ini juga mensurvei 1.000 orang tua. Hanya 38 persen dari responden orang tua berpikir bahwa anak remaha mereka kerap ngebut saat berkendara.

Anak remaja juga berpotensi terlalu emosi saat berkendara. Setidaknya 36 persen dari anak remaja mengakui bahwa mereka mengemudi dengan agresif, meski 81 persen dari mereka tahu itu berbahaya.

Selanjutnya, 31 persen dari responden remaja melaporkan kemarahan ketika diprovokasi, bahkan ingin membalasnya. Orangtua juga tidak menyadari aktivitas berbahaya ini karena hanya 16 persen percaya anak mereka adalah pengemudi yang agresif.

"Studi ini mengungkapkan beberapa kesenjangan yang signifikan dalam apa yang remaja dan orang tua pikir aman dibandingkan perilaku aktualnya. Hal ini memperkuat kebutuhan penting untuk kembali fokus pada dasar-dasar teknik berkendara bersama dengan kebiasaan mengemudi yang aman sebelum terlambat," kata Ilmuwan Utama Penelitian di Liberty Mutual Research Institute for Safety Dr. William Horrey.

Bahaya bagi remaja adalah kurangnya pengalaman mereka di balik kemudi dan gangguan modern yang menambah bahaya. Namun, orangtua adalah orang yang paling mampu mempengaruhi bagaimana anak-anak mereka berperilaku.

"Alat yang paling ampuh adalah dengan dialog," kata Penasehat Senior SADD untuk Kebijakan, Penelitian dan Pendidikan, Stephen Gray Wallace.


Source

oto.detik.com

SHARE THIS

Author:

Previous Post
Next Post